Airlangga Community Development Hub (ACDH) pada Rabu (22/06) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Bintan. MoU itu bertempat di Kantor Bupati dan dihadiri langsung oleh Roby Kurniawan selaku pelaksana tugas Bupati Bintan dan Jajaran Perwakilan Pimpinan UNAIR, baik secara luring maupun daring.

Acara penandatanganan MoU mendapat sambutan hangat dari Roby berserta jajaran. Pihaknya mengucapkan terima kasih atas kehadiran UNAIR ke Bintan. “Kami sangat senang, kehadiran UNAIR sangat kami butuhkan. Karena dapat memberikan saran dan arahan secara akademis,” ujarnya.

Menurut Roby, Pemkab Bintan tidak bisa berjalan sendirian, melainkan memang membutuhkan stakeholder eksternal seperti kampus. Terlebih, geografis Kabupaten Bintan berseberangan langsung dengan negara tetangga, tentu ini menjadi pemicu untuk terus lebih maju.

Kerja sama kolaboratif yang dihadiri oleh perwakilan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin, Fakultas Keperawatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Fakultas Ilmu Budaya, serta Fakultas Psikologi UNAIR ini sebelumnya berlangsung terbagi menjadi tiga klaster pengabdian. Yakni, klaster kesehatan, teknologi, dan sosial budaya. Ketiganya menggelar kegiatan yang berbeda sesuai dengan tema dan kapabilitasnya masing-masing.

“Berkat kehadiran UNAIR, kami akan melihat sesuatu dengan perspektif lebih luas. Misalnya dalam pengambilan keputusan,” ungkapnya.

Rencana pemerintah setempat yang akan membangun Bintan International Circuit berpotensi mendatangkan banyak wisatawan ke Bintan. Maka, Bintan juga memerlukan kesiapan, bukan hanya dari segi infrastruktur sirkuit saja, melainkan juga kesiapan masyarakat.

Sementara itu, Prof Dr Retna Apsari Wakil Dekan III FTMM yang turut hadir menanggapi bahwa potensi Bintan harus diekspos dan eksplorasi. Kehadiran UNAIR diharapkan menjadi pioneer untuk lebih memaksimalkan potensi Bintan.

“Kami bersama seluruh fakultas yang terlibat telah memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat Pengudang dan Berakit,” tandasnya.

Tantangan yang harus dihadapi masyarakat Bintan kedepannya adalah menerapkan pola beradaptasi. Jika adaptasi teknologi dan improvisasi pariwisatanya tepat, maka turis akan berdatangan sendiri. “Melalui pelatihan dan alat yang kami sumbangkan, masyarakat Bintan pasti mampu improve dengan kreativitasnya sendiri,” imbuhnya.

Selain itu, kerja sama dengan Pemkab Bintan ini diharapkan dapat berlanjut hingga kelak. Karena dengan potensi yang dimiliki, UNAIR maupun Bintan akan saling menguntungkan. Seperti dalam hal penelitian, pengembangan masyarakat, maupun kolaborasi pengiriman mahasiswa untuk melakukan kegiatan akademik.

Pada akhir, Prof Retna menyampaikan rasa terima kasih karena telah disambut hangat oleh masyarakat Bintan. Semoga dengan hadirnya UNAIR dapat turut serta membawa kemajuan bagi Bintan. (*)

Editor: Binti Q. Masruroh

Scroll to Top